MENGAGUMI DALAM DIAM
Dulu aku tak begitu mengenalnya, karena selain dia dulu tidak satu sekolah dengan ku sekarang aku juga tidak sekelas dengannya.
Berawal dari kegiatan ekstra pramuka, aku bertemu dengan nya. Memang dia tidak Pras, teman dekat ku dulu. Akan tetapi, entah mengapa jika aku melihatnya aku jadi sulit melupakan Pras. Aku dan Pras terpisah bukan karena restu orang tua tetapi karena sekolah yang berbeda.
Tama, iya namanya Tama dia sekarang menjadi pemimpin di ekstraku, jika ada kegiatan ekstra aku selalu bertemu dengannya dan sekarang aku mulai mengaguminya. Ya, aku memang mengaguminya sejak kelas sepuluh sampai sekarang. Karenanya aku jadi semangat mengikuti kegiatan setiap hari jumat itu.
Sekarang aku sudah kelas sebelas, banyak orang yang bilang kelas sebelas merupakan tingkatan kita untuk mencari jati diri disaat itu pula aku mulai merasakan apa itu cinta, akan tetapi aku hanya bisa memendam rasa cinta itu kepadanya. Sudah setahun ini aku hanya mampu mengaguminya meskipun itu dari jauh.
Berawal dari acara ulang tahun temanku diekstra pramuka yang dirayakan oleh pacarnya saat pulang ekstra, saat itu temanku Via tidak masuk ekstra karena sakit, dengan terpaksa aku duduk sendirian. Sambil menunggu acara dimulai aku mengambil gadged yang ada di tasku. Aku merasakan ada sesuatu di sampingku, saat aku membalikan badan. Wow, ternyata sudah ada seorang lelaki yang duduk di sampingku menatapku dan menyapaku. Betapa kagetnya aku ternyata orang yang selama ini aku kagumi berada di dekatku. Yaa, sekarang aku duduk berdua dengannya. Tidak hanya duduk, tetapi dia juga mengajak bicara dengan ku. Banyak hal yang kita bicarakan, banyak juga gombalan -gombalan yang diberikan kepadaku. Sejak saat itu aku dan Tama menjadi dekat, maksudnya sekarang Tama sudah mengenalku dan aku juga sudah mengenalnya. Tiap ada acara ekstra Tama selalu mengodeku, dengan sifatnya yang seperti itu menjadikan ku salah tingkah bila didekatnya dan kini harapan itu muncul dibenakku.
Keesokan harinya aku mendengar kabar bahwa dia sudah memiliki seorang kekasih yaitu, seniorku di SMA. Seketika hatiku hancur mendengarnya harapan itu seakan akan langsung sirna. Memang sakit itu ketika mengagumi seseorang yang sedang mengagumi orang lain. Aku sempat berfikir kenapa harus ada pertemuan yang singkat itu, kenapa dia selalu mengodeku disaat kita bertemu. Sekarang apa dayalah aku.
Aku sadar, mungkin saja aku yang menganggapnya lebih atau memang dia bersifat seperti itu di semua perempuan.
Menjauh?
Itu bukan pilihan ku. Pilihanku sekarang yaitu mengejar prioritas. Tentu nilai yang ku kejar dan aku nggak bakal baper lagi jika didekatnya.
Meski aku tau bahwa dia sudah memiliki seorang kekasih, harapan itu selalu ada dibenakku karena inilah aku dan ini sifatku. Aku lebih memilih tidak menjauhinya dan hanya mengagumi dari jauh karena cinta dalam diam itu yang dianjurkan oleh agamaku. Sesuai dengan kisah cinta suci Saidatina Fatimah dan Saidina Ali yang akhirnya Allah pertemukan. Sesungguhnya mereka yang mencintai secara diam itu sedang berjihad. Berjihad menentang kehendak diri dan menundukkan nafsu hati.
Seandainya jika kau catatkan dia sebagai milikku maka, satukanlah hatinya dengan hatiku. Aku yakin bahwa keindahan itu akan datang tepat pada waktunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar