pezina bertaubat

Suatu hari ada seorang perempuan datang kepada saya. seorang wanita cantik dan seksi, Tina namanya. 

Tina: Assalaamu’alaikum!

Saya: Alaikum salam, monggo pinarak, ada perlu apa yah Mba?

Tina: Maaf mbak, saya Tina, saya mau minta tolong, tiap malam saya ini “jualan”, bagaimana agar jualan saya laris?

Saya: Maaf Mbak, Sampean salah alamat, saya ini bukan paranormal.

Dengan berbagai cara saya lakukan biar Tina cepat pulang, tapi tetap kekeh duduk di kursi. Lama-lama saya kasihan juga.

Saya: Begini aja Mbak, kalau Sampean ingin rizki barokah jangan tinggalkan shalat bagaimanapun keadaanmu!

Tina: Maaf mbak, saya ini pezina, apakah shalat saya diterima Allah?

Saya: Jangan mikir diterima atau tidak, yang penting laksanakan dulu.

Tina: Iya mbak, akan saya laksanakan, tapi saya tidak punya rukuh atau mukena.

Akhirnya ibu saya memberi rukuh pada si Tina.

setelah beberapa tahun tidak bertemu saya sempat brfikiran dengan gadis itu, apakah mau menjalankan saran saya atau tidak. saya selalu mencari kontak nya lewat sosial media tetapi tidak kunjung ketemu. saya selalu mendoakan semoga wanita itu bisa bertaubat.
Tiga tahun telah berlalu, datanglah Tina bersama seorang laki-laki sambil menangis berlari memeluk  saya. penampilan nya sudah jauh berbeda. hijab yang semampai menghiasi wajah anggunnya. laki-laki yang bersamanya tinggi gagah dan selalu tersenyum.

tina : assalamualaikum mbak

Saya: waalaikum salam Monggo pinarak. Ada apa kok nangis begini, Sampean siapanya Tina, Mas?

Laki-laki itu menjawab: Saya Dedi mbak, suami Tina.

Saya: Subhanallaah… Bagaimana ceritanya Mas, kok Sampean bisa nikah sama Tina?

Akhirnya Dedi bercerita. Begini Gus, saya seorang kontraktor. Suatu malam saya menemui si Tina, saya bawa Tina ke sebuah hotel. Sampai hotel jam 9 malam. Setelah bercerita-cerita, akhirnya saya sama Tina masuklah ke kamar hotel, tanpa basa-basi saya ciumi Tina, saya buka bajunya. Tatkala itulah Tina berbisik di telinga saya, “Maaf Mas, saya belum shalat Isya, saya tak shalat dulu ya Mas.” Akhirnya saya marah sekali. Ngapain kamu shalat? Tetapi dengan lembut si Tina ngomong sama saya, berilah kesempatan 10 menit saja untuk shalat, waktu kita masih banyak, sekiranya tidak cukup, saya beri bonus besok semalam, asal saya diberi kesempatan shalat. Akhirnya, saya izinkan si Tina untuk shalat. Dia membuka tasnya. Ternyata betul tasnya berisi rukuh atau mukena. Lantas Tina ke kamar mandi berwudhu, lantas Tina shalat. Saya lihat Tina shalat, saya dengarkan Tina berdoa sambil menangis, tanpa terasa saya pun ikut menangis. Di saat itulah saya tersadar dan berniat untuk bertaubat. Akhirnya Tina saya antar pulang ke rumahnya. Saat itu juga saya lamar ke orang tuanya untuk saya jadikan istri saya.
Saya: Alhamdulillahi rabbil ‘aalamin, terus ada apa Sampean kemari?
Dedi: Begini Gus, kami sudah menikah 3 tahun yang lalu, Alhamdulillah sudah dikaruniai seorang anak laki-laki. Sekarang kami mau minta doa restu kepada Gus untuk menunaikan ibadah haji.
Saya: Allaahu Akbar walillaahil hamd!
Tanpa terasa air mataku menitik haru sambil seraya mengangkat tangan: “Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrota a’yunin waj ‘alnaa lil muttaqiina imaama.”

hidayah itu ternyata akan datang pada siapapun jika manusia nya berniat untuk menjadi lebih baik. subhanaallah dengan cerita ini, saya sangat bangga kepada mereka bisa menjadi manusia yang lebih taat pada allah swt.